PIMPINAN RANTING
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
SMK MUHAMMADIYAH LARANGAN
PELATIHAN KADER TARUNA MELATI I
I. KERANGKA UMUM
Pelatihan
Kader Taruna Melati I adalah proses awal atau dasar dari pengkaderan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah menuju jenjang yang lebih lanjut. PK TM I
menekankan pada dua aspek proses, yaitu pertama, pemahaman dan
pengamalan Islam secara riil dan kedua, pengenalan diri. Maksud
pemahaman dan pengamalan Islam secara riil adalah belajar, memahi dan
mengamalkan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari membaca
al-Qur’an, ibadah mahdloh, sampai dengan membentuk kelompok pengajian bersama
ataupun Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah (GJDJ). Adapun maksud dari
pengenalan diri adalah mempelajari dan mengenali akan pribadi masing-masing
melalui pengetahuan tentang hati suci sehingga muncul
kesadaran yang tinggi terhadap potensi dan penghargaan terhadap diri sendiri,
orang lain, dan masyarakat.
Pelatihan
Kader Taruna Melati I dalam rangka mencapai tujuannya mengandung empat proses
penting: Pertama, need assessment kader di
tempat masing-masing, kedua, sosialisasi dan rekruitment, ketiga,
proses pelatihan, dan keempat, follow up. Masing-masing
proses memiliki tahapan dan mekanismenya sendiri-sendiri yang disesuaikan
berdasarkan target dan tujuan dar pelatihan dan jenjang pengkaderan IPM.
Pelatihan
Kader Taruna Melati I menggunakan model pelatihan yang lebih menekankan pada
aspek conscientization atau penyadaran pribadi dan kelompok akan nilai-nilai
ke-Islaman. Dengan demikian proses pelatihan ditekankan pada proses humanizing untuk
mencapai target dan tujuan.
II. TUJUAN UMUM PELATIHAN
Tujuan
umum Pelatihan Kader Taruna Melati I adalah proses pembentukan
character kader (character building), yaitu, siddiq, tabligh,
amanah, fathonah, sebagai upaya penanaman nilai-nilai dasar pergerakan dan
perjuangan Ikatan sebagaimana dalam tujuan IPM dan Muhammadiyah.
III. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN
Tujuan
khusus Pelatihan Kaderr Taruna Melati I adalah :
1)
Terjadinya proses transformasi kesadaran keimanan dan keislaman kader yang
manifes dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari kesadaran akan pribadi,
kelompok dan masyarakat.
2)
Terjadinya proses kesadaran akan dasar-dasar ke-IPM-an dan Kemuhammadiyah-an
sebagai gerakan Islam dan sosial sebagaimana dalam maksud dan tujuan
organisasi.
IV. KUALIFIKASI MATERI
1. Agama
2. Ke-Muhammadiyah-an
3. Ke-IPM-an
4. Psikologi Þ Aspek
Hati Nurani
5. Sosial
Masyarakat
6. Muatan
Lokal
V. KUALIFIKASI PESERTA
Pada
dasarnya Pelatihan Kader Taruna Melati I ini ditujukan bagi semua
anggota IPM. Akan tetapi, prosedur pelatihan menuntut maksimal 25 orang. Oleh
karena itu, jika pendaftar melebihi dari 25 orang, maka harus diadakan
kualifikasi peserta sebelum satu minggu – satu bulan acara pelatihan
berlangsung. Kualifikasi peserta ditentukan oleh pengelola pelatihan (Tim
Instruktur/fasilitator) setempat dengan mempertimbangkan pada:
1) Meminimalisir
kesenjangan pengetahuan antar peserta.
2) Paket
materi ditentukan berdasarkan hasil kualifikasi rata-rata peserta
3) Jika
terdapat peserta yang diskualifikasi, maka harus didaftar sebagai anggota dan
dikelola dalam forum lain untuk mengikuti pelatihan kader dasar selanjutnya.
4) Jika
peserta kekurangan, maka peserta diskualifikasi diperbolehkan mengikuti forum
dan jika memiliki perkembangan yang baik secara langsung bisa menjadi peserta
VI. FASILITATOR PELATIHAN
Fasilitator
atau Pendampingn pada pelatihan bagi warga belajar PK TM I adalah Tim
Fasilitator dan Pendampingan yang telah mengikuti Pelatihan Fasilitator dan
Pendampingan I.
VII. PROSES, METODE DAN MEDIA PELATIHAN
1. Proses
Belajar
Proses
belajar dalam pelatihan ini menggunakan azas pendidikan orang dewasa(androgogy)
dan mengikuti pendekatan partisipatori. Latihan yang berdasarkan partisipatori
andragogi ini menempatkan peserta sebagai orang yang telah memiliki bekal
pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta bertindak berdasarkan kesadarannya
sendiri dan kesadaran kelompoknya. Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta
adalah sumber yang perlu digali dalam proses pelatihan ini.
Pelatih
dalam hal ini adalah sebagai fasilitator yang memiliki kemampuan untuk menggali
gagasan, mengkodifikasi masalah, dan mensistematisasi masalah peserta
berdasarkan metodologi pelatihan dan menciptakan kondisi bagaimana peserta
menyelesaikan maslahnya sendiri. Di samping itu fasilitator harus mampu
menciptakan suasana belajar di antara sesama peserta dan mampu memotivasi
peserta agar berperan aktif dalam / selama proses belajar untuk meningkatkan
pengalaman dan penghayatan terhadap suatu materi yang dibahas.
2. Metode
Belajar
Metode
belajar yang digunakan dalam pelatihan ini diantaranya:
a. Pemanasan
Metode
ini berfungsi untuk membina suasana forum yang hangat dan gembira untuk menarik
perhatian peserta terhadap topik yang dibahas.
b. Ceramah
dan tanya jawab
Suatu
cara memberikan informasi kepada peserta yang berfungsi untuk menjelaskan
sesuatu. Tanya jawab merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah penjelasan
sudah jelas.
c. Diskusi
kelompok:
Berfungsi
sebagai arena saling bertukar informasi dan memecahkan masalah serta arena
cipta dan daya analisa.
d. Bermain
peran (role play):
Berfungsi
sebagai penumbuh spontanitas dan ekspresi serta mengembangkan daya analisa dan
pengamatan peserta
e. Simulasi
:
Berfungsi
sebagai ekspresi spontanitas peserta dan penumbuh daya analisa
f. Diskusi
Pleno :
Berfungsi
sebagai arena saling pemantapan pengalaman, saling tukar pengalaman dan analisa
hasil karya pribadi/kelompok serta terwujudnya kesimpulan bersama
g. Studi
kasus :
Berfungsi
sebagai arena saling tukar informasi dan memecahkan masalah bersama.
h. Curah
pendapat / sharing :
Berfungsi
membangkitnya keberanian peserta untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya.
i. Ice
Breaker
Berfungsi
untuk memecahkan kejenuhan pada saat paltihan berlangsung.
j. Praktek
Lapangan
Berfungsi
untuk menguji dan mengolah kemampuan forum peserta dengan praktek di lapangan.
3. Media
Belajar
Media
belajar yang dipergunakan untuk kelancaran pelatihan kader Taruna Melati I
dengan pendidikan partisipatori andragogi adalah:
|
VIII. TEMPAT DAN LAMA PELATIHAN
Pelatihan
Kader Taruna Melati I dilaksanakan di daerah ranting, desa atau kecamatan.
Pemilihan lokasi/tempat pelatihan mempertimbangkan fasilitas yang memungkinkan
untuk proses pelatihan.
Pelatihan
berlangsung selama minimal 5 hari terdiri dari kegiatan:
1. Perjalanan
datang dan pulang
2. Pembukaan
dan penutupan (2 sks)
3. Belajar
dan berlatih (48 sks)
IX. PENYELENGGARAN PELATIHAN
1. Penanggung
Jawab
Penyelenggara
pelatihan adalah Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhamamadiyah bidang
KPSDM . Pelatihan ini juga dapat dilaksanakan bersama-sama antara Pimpinan
Ranting atau Pimpinan Cabang. Bidang KPSDM membentuk panitia penyelenggara
terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Pembantu dan dalam proses
pengelolaan pelatihan bekerja sama dengan Tim Fasilitator dan Pendampingan
Cabang atau Daerah IPM.
2. Tugas
a. Menyusun
kerangka kerja dan jadwal pelatihan
b. Menyusun
kepanitiaan pelatihan
c. Menetapkan
fasilitator pelatihan
d. Bersama
fasilitator menyiapkan materi, media dan sarana yang akan digunakan dalam
penyajian materi latihan
e. Melaksanakan
pemantauan dan evaluasi proses kegiatan pelatihan sejak awal sampai akhir
f. Melakukan
pendampingan pasca-training
VI. KURIKULUM PELATIHAN
Kawasan
Agama: Al-Islam Paket I
|
|||
No
|
Materi
|
Metode
|
Ket.
|
01
|
Metode Belajar Membaca Al-Qur’an |
Metode
Iqra
|
|
02
|
Ibadah
Praktis
|
Group
Discussion
|
Thoharoh
dan Tata-cara Sholat, dll.
|
03
|
Sholat
Lail
|
Jama’ah
|
|
04
|
Sejarah
Perjuangan Rasul
(Shirah
An-Nabawiyyah)
|
Ceramah
dan group reflection
|
|
05
|
Tauhid
|
Apresiasi
empatetik
|
|
06
|
Muatan
Lokal
|
Tentatif
|
|
Kawasan
Agama: Al-Islam Paket II
|
|||
01
|
Makna
Hidup Islam
|
Ceramah
dan group reflection
|
Makna
Sholat Wajib dan Sholat lail, dll.
|
02
|
Akhlaq
pribadi dan sosial
|
Ceramah
dan Apresiasi empatetik
|
|
03
|
Sejarah
al-Qur’an dan Hadits
|
Ceramah
dan Group dynamic
|
|
04
|
Tauhid
Sosial
|
Group
dynamic
|
|
05
|
Muatan
Lokal
|
Tentatif
|
Kawasan
Ke-IPM-an dan Kemuhammadiyahan: Paket I
|
|||
No
|
Materi
|
Metode
|
Ket.
|
01
|
Sejarah Muhammadiyah |
Audio
Visual
|
|
02
|
Organisasi
Muhammadiyah
|
Ceramah
|
|
03
|
Sejarah
IPM
|
Audio
Visual
|
|
04
|
Organisasi
IPM
|
Ceramah
|
|
05
|
Muatan
Lokal
|
Tentatif
|
|
Kawasan
Ke-IPM-an dan Kemuhammadiyah-an: Paket II
|
|||
01
|
MKCH
Muhammadiyah
|
Ceramah
dan Group discussion
|
|
02
|
Muhammadyah
dan Masalah Lima
|
Ceramah
dan simulasi
|
|
03
|
Paradigma
Gerakan IPM
|
Ceramah
dan Group dynamic
|
|
04
|
Kepribadian
IPM
|
Ceramah
dan Group dynamic
|
|
05
|
Muatan
Lokal
|
Tentatif
|
Kawasan
Psikologi : Paket I
|
|||
No
|
Materi
|
Metode
|
Ket.
|
01
|
Pengenalan diri |
Ceramah
dan Role paly
|
|
02
|
Konsep
diri dan Kepercayaan Diri
|
Penugasan
|
|
03
|
Visi
misi Hidup
|
Penugasan
|
|
04
|
Kepemimpinan
Pribadi
|
Game
|
|
05
|
Asertif
|
Penugasan
|
|
Kawasan
Psikologi : Paket II
|
|||
01
|
Manajemen Qolbu |
Role
paly dan out bond
|
|
02
|
Konsep
Hati Suci:
IQ,
EQ, SQ
|
Eksplorasi
dan emosi empatetik
|
|
03
|
Ideologi
dasar
|
Penugasan
|
|
04
|
Olah
Sukma
|
Out
bond
|
|
05
|
Muatan
Lokal
|
tentatif
|
Kawasan
Sosial-Masyarakat: Paket I
|
|||
No
|
Materi
|
Metode
|
Ket.
|
01
|
Bakti Lingkungan |
Based
Community Visiting dan Emosi Empatetik
|
|
02
|
Studi
Tokoh
|
Home
Visiting
|
|
03
|
Muatan
Lokal
|
Tentatif
|
|
Kawasan
Kawasan Sosial-Masyarakat: Paket II
|
|||
01
|
Bakti Lingkungan II |
Out
bond dan Emosi Empatetik
|
|
02
|
Studi
Hadap Masalah
|
Case
Study
|
|
03
|
Studi
Tokoh II
|
Penugasan
|
|
04
|
Studi
Kelompok Masyarakat
|
Penugasan
|
|
05
|
Muatan
Lokal
|
Tentatif
|
VII. MANUAL PELATIHAN
Manual
pelatihan disusun berdasarkan alur logis perencanaan dan pengelolaan pelatihan.
Adapun perencanaan dan pengelolaan Pelatihan Kader TM I dapat
diikuti melalui Pelatihan Fasilitator dan Pendamping I. Adapun contoh dari
susunan manual acara sebagaimana berikut:
WAKTU
|
MATERI
|
METODE
|
KETERANGAN
|
Hari
I
|
|||
13.30–
15.30
|
Pendaftaran
Ulang Peserta
|
||
15.30–
17.00
|
Pembuukaan
|
||
19.30–
20.30
|
Prerkenalan
|
||
20.30–
22.00
|
Orientasi
dan Kontrak Belajar
|
Ice
breaking
|
|
22.00–
23.30
|
Pengenalan
Diri
|
Ceramah
& role play
|
|
23.30–
04.00
|
Tidur
Malam
|
||
19.30–
21.30
|
Workshop
Pengenalan diri
|
||
Hari
II
|
|||
04.00–
05.30
|
Sholat
dan Tadarrus
|
||
05.30–
06.30
|
Keakraban
|
||
06.30–
08.00
|
MCK
dan sarapan
|
||
08.00–
10.00
|
Workshop
Pengenalan diri
|
||
10.00–
10.30
|
Istirahat
|
||
10.30–
12.00
|
Konsep
diri
|
Penugasan
|
|
12.00–
13.30
|
ISHOMA
|
||
13.30–
15.00
|
Percaya
diri
|
Game
|
|
15.00–
16.00
|
ISHOMA
|
||
16.00-
17.30
|
Tauhid
|
||
17.30–
19.30
|
IISHOMA
|
||
19.30-
21.00
|
Shirah
Nabawiyah
|
||
21.00-
21.30
|
Paket
|
||
21.30-
23.00
|
Seni
Memimpin Diri Sendiri
|
Game
|
|
Hari
III
|
|||
04.00–
05.30
|
Sholat
dan Tadarrus
|
||
05.30–
06.30
|
Keakraban
|
||
06.30–
08.00
|
MCK
|
||
08.00–
10.00
|
Visi
dan Misi Hidup
|
Penugasan
|
|
10.00–
10.30
|
Rehat
|
||
10.30
– 12.00
|
Sejarah
Muhammadiyah
|
||
12.00-
13.30
|
ISHOMA
|
||
13.30-
15.00
|
Aserif
|
Penugasan
|
|
15.00-
15.30
|
ISHOL
|
||
15.30-
17.00
|
Masalah
Lima
|
||
17.30–
19.30
|
ISHOMA
|
||
19.30-
21.00
|
Sejarah
IPM
|
||
21.00-
21.30
|
REHAT
|
||
21.30-
23.00
|
Manajemen
Qolbu
|
||
Hari
IV
|
|||
04.00–
05.30
|
Sholat
dan Tadarrus
|
||
05.30–
06.30
|
Keakraban
|
||
06.30–
08.00
|
MCK
|
||
08.00-
10.00
|
Organisasi
IPM
|
||
10.00-
10.30
|
Rehat
|
||
10.30-12.00
|
Studi
Tokoh
|
||
12.00–
17.00
|
Bakti
Lingkungan
|
||
17.00-
19.30
|
ISHOMA
|
||
19.30-
21.00
|
Presentasi
|
||
21.00-
21.30
|
Paket
|
||
21.30-
23.30
|
Olah
Sukma
|
||
23.30-
04.00
|
Istirahat
|
||
Hari
V
|
|||
04.00–
05.30
|
Sholat
dan Tadarrus
|
||
05.30–
06.30
|
Keakraban
|
||
06.30–
08.00
|
MCK
|
||
08.00-10.00
|
Refleksi,
evaluasi, penutupan
|
||
10.00–
12.00
|
Rapat
Rencana Tindak Lanjut
|
X. PENDAMPINGAN
DAN TINDAK LANJUT PELATIHAN
Proses
terpenting pasca pelatihan adalah proses tindak lanjut dan pendampingan. Oleh
karena itu, pada Pelatihan Kader Taruna Melati I diperlukan langkah-langkah
pendampngan dan tindak lanjut sebagai berikut:
1. Pengukuhan
Tim Pendampingan
Pimpinan
Cabang atau Pimpinan Daerah menetapkan surat keputusan bagi pendamping pasca
pelatihan berdasarkan usulan dari warga belajar.
2. Pendayagunaan
Pendamping
pasca pelatihan agar mengikuti prosedur dalam melaksanakan pendampingan sebagai
berikut:
a. Melakukan
aktifitas pendampingan dengan berinteraksi baik langsung maupun tidak langsung
kepada warga belajar secara kontinyu berdasarkan tujuan dan target PK TM I.
b. Mendorong
wrga belajar membentuk jaringan informasi berdasarkan agenda yang telah
disepakati (leaflet, buletin, jaringan) berkaitan dengan pengembangan wacana
dan aktivitas warga belajar untuk mencapai target PK TM I.
c. Memfasilitasi
dan mendampingi proses kursus-kursus pasca pelatihan seprti, Kursus Al-Islam,
Kursus Ke-IPM-an, Kursus Ke-Muhammadiyahan, dll., yang mendukung bagi
pancapaian target PK TM I.
3. Aktivitas
Pendampingan
Kegiatan
pendampingan dapat dilakukan dengan cara:
a. Temu
warga belajar untuk memberikan perkembangan informasi masing-masing sebagaimana
dalam rencana follow up.
b. Kursus
periodik dengan tema sebagaiman yang disepakati oleh kelompok warga belajar
dalam rangka mengembangkan wacana dan menambah kemampuan sebagaimana
tujuan dan target PK TM I.
c. Bakti
Lingkungan yaitu mengagendakan kerja bakti: Kerja Bakti, Studi Hadap Masalah,
pendidikan populer, dll., kepada masyarakat sebagai wahana seruan dan kesadaran
moral kader dasar.
A. EVALUASI
PROSES
Keberhasilan
suatu kegiatan pelatihan dapat dinilai dari proses, input dan out
put. Untuk Pelatihan Kader Taruna Melati I. Evaluasi pra
pelatihan melalui need assessment dan sosialisasi, waktu pelatihan melalui
evaluasi in put (sumatif) yaitu evaluasi yang mengukur tingkat pemahaman
peserta terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan instrumen pre dan
post kontrak belajar, dan pasca pelatihan melalui uji out put melalui follow up
dan dilaporkan melalui yudisium. Adapun parameter keberhasilannya
akan diukur melalui :
1. Evaluasi
Pra Pelatihan
Evaluasi
ini diberikan setelah dilakukannya need assessment dan
sosialisasi. Evaluasi di sini dimaksudkan untuk mendapatkan atau menilai
kebutuhan materi dalam pelaksanaan pelatihan. Adapun evaluasi pra pelatihan
antara lain meliputi:
a. Menilai
calon warga belajar bedasarkan analisis kebutuhan kader yang disesuaikan dengan
kapasitas kemampuan kader dalam meyerap materi dan kebutuhan calon warga
belajar.
b. Uji
rencana materi dan metodologi pelatihan melalui workshop fasilitator dengan
Pimpinan setempat yang telah memiliki kualifikasi fasilitator.
2. Evaluasi
Materi Pelatihan
Keberhasilan
Materi Pelatihan akan diukur melalui aspek sbb:
a. Aspek
Penilaian Aktifitas dan Pemahaman Waktu Pelatihan.
Fasilitator
akan menilai aspek ini , dari segi apakah warga belajar akan dapat memahami
materi sesuai dengan kontrak belajar, lalu dapat mengimplementasikan
dalam aktifitas-aktifitas selama pelatihan (baik dari segi
penugasan,games,Bermain peran,sharing,dll). Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh ilustrasi (mengukur tingkat pengetahuan)
sampai sejauhmana tujuan masing-masing materi pelatihan (modul) dapat tercapai.
Bahan evaluasinya mencakup semua materi pelatihan yang diberikan.
b. Aspek
Instrumentasi (alat bantu) evaluasi.
Untuk
dapat mengukur kesempurnaan penilaian maka, dibutuhkan instrumen sbb:
Ø Pree
Test (tes awal) & Post Test (tes akhir).
Ø Catatan
Harian Peserta
Ø Lembar
Evaluasi Materi
Ø Sosiogram
3. Evaluasi
Pasca Pelatihan
Keberhasilan
suatu pelatihan dalam definisi proses justru sangat ditentukan oleh pasca
pelatihan itu sendiri. Evaluasi pasca pelatihan ini meliputi:
a. konsistensi
antara agenda follow up yang meliputi: 1) Tugas pribad. 2) Tugas kelompok atau
tugas warga belajar pasca pelatihan dengan praktek mereka semua pasca
pelatihan.
b. Inovasi,
yaitu seberapa jauh warga belajar mampu memberikan pengembangan aktivitas yang
mendukung target pelatihan di luar agenda follow up.
XI. PENYELENGGARAAN
PELATIHAN
Sebelum
penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan pastikan semuanya sudah siap mulai dari
peserta, pembicara/fasilitator, tempat, bahan-bahan dan sarana penunjang
pelatihan seperti plano, spidol, alat peraga dll., sampai dengan konsumsi.
Pada
saat pelatihan berlangsung, penyelenggara memantau jalannya pelatihan,
menyiapkan daftar hadir dan menyiapkan konsumsi pada saat istirahat. Selama
pelaksanaan pelatihan sebaiknya dibuat foto dokumentasi untuk kejadian-kejadian
yang mempunyai nilai dokumentasi yang baik, misalnya pada saat simulasi, diskusi
acara pembukaan dan penutupan pelatihan.
Untuk
kelancaran proses pelatihan diharapkan penyelenggara bekerja sama dengan Majlis
Dikdasmen dan atau Majlis PKSDI Muhammadiyah setempat.
XII.PELAPORAN
Panitia
penyelenggara harus membuat laporan yang mencakup kegiatan-kegiatan persiapam,
pelaksanaan/proses sampai dengan pelatihan itu selesai dilaksanakan, paling
lambat 2 minggu setelah selesai pelatihan
Laporan
teresebut disampaikan kepada Pimpinan IPM dan Muhammadiyah setingkat, kepada
pemberi dana/sponsor dengan ditembuskan kepada Pimpinandi atasnya..
VIII. KUMPULAN MODUL PELATIHAN
Terlampir.
XIII. PENUTUP
Buku
pertama yang berisi tentang Pelatihan Kader Taruna Melati I yang
dilengkapi dengan modul ini merupakan pegangan bagi fasilitator dan pendamping
tingkat I. Pada pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
daerah tersebut berdasarkan analisis kebutuhan kader setempat.
Buku
pertama ini wajib digunakan melalui metodologi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu harus digunakan secara disiplin dan
konsisten. Sifatnya yang lentur menuntut masing-masing level pimpinan dan
fasilitator kreatif mengelola pelatihan dengan tetap berpegang pada target dan
tujuan masing-masing level pelatihan kader.