Sabtu, 15 Agustus 2015

MENJADI REMAJA ISLAM YANG IDEAL



MENJADI REMAJA ISLAM YANG IDEAL
Lara Melanda Peradaban
Haru biru deru debu susul menyusul silih berganti dalam lakon monoton 1001 episode kemunduran remaja muslim saat ini. Setelah runtuhnya kekhilafahan Turki Utsmani pada 3 Maret 1924 , lara memang tengah melanda peradaban. Umat Islam telah digiring menjadi figuran pesakitan. Dan remaja muslimpun telah ambil bagian sebagai korban terbesarnya.
Agar umat tetap setia dengan peran pesakitannya dan remaja muslim tak lagi jadi harapan umat, maka melalui social engineering super canggih berbagai produk haram peradaban barat yang sekuler (fashluddin ‘anil hayat) pun dicekokkan. Agar tak dibilang kuper atau kurang gaul, remaja pun akhirnya bertelikung putaw, bertabur piktor (pikiran kotor), bergelimang pergaulan bebas yang lalu dipangkasi dengan aborsi. Juga tak lupa tawuran masal. Hufh…..
Kemana Remaja Berpijak?
Remaja dalam gejolak pencarian jatidirinya tentu tidak dapat lepas dari kenyataan hidup di sekelilingnya. Dengan segenap potensi yang dimilikinya, remaja berupaya agar eksis di hadapan publiknya sehingga tidak sampai terjerembab gagap menghadapi kenyataan hidup ini. Paparan episode di atas adalah sebagian gambaran kenyataan kegagapan hidup akibat imbas deras Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran) via propaganda budaya sekuler.
Sikap remajapun akhirnya terbelah dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama adalah remaja IDEALIS.
Yakni mereka yang peduli lingkungan dan sadar akan kerusakan dan kebrobrokan sistem kehidupan yang ada akibat ditinggalkannya aturan Islam dalam realitas kehidupan. Mereka merasa tidak puas dengan kondisi sekarang dan ingin melakukan berbagai perubahan. Mereka sadar bahwa sistem kehidupan sekarang didominasi oleh aturan hidup yang bertentangan dengan fitrah manusia, menjauhkan manusia dari Penciptanya, dan bahkan menjerumuskan manusia pada kesengsaraan yang berkepanjangan. Islam, Dien paripurna dan satu-satunya Dien yang diridhoi Al Khalik, telah sedemikian dijauhkan dari haribaan pemikiran dan perasaan umatnya.
Kelompok kedua adalah remaja ‘IDIOTis’ (red: nyaris idiot).
Yaitu mereka yang cuek bebek terhadap kondisi kehidupan masyarakat. Bagi mereka yang penting urusan diri sendiri. Untuk apa peduli dengan nasib umat Islam yang lain?!
Kelompok ketiga adalah remaja IDIOT.
Yakni mereka yang terjerembab dalam bejatnya sistem kehidupan masa kini seperti yang terekam dalam episode-episode di atas. Telah banyak remaja idiot korban kebejatan sistem kapitalis yang mengagung-agungkan materi, memisahkan agama dengan kehidupan dan mencerabut nilai-nilai kehidupan lainnya.
Lantas, kemanakah remaja harus berpijak?
Tentu tak ada pilihan lain kecuali pada sikap remaja yang idealis. Sejalan dengan sabda rasul SAW:
“Barangsiapa bangun pagi hari dan hanya memperhatikan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa di sisi Allah. Barangsiapa tidak pernah memperhatikan urusan kaum muslimin yang lain maka mereka tidak termasuk golonganku.”
(HR. Thabrani dari Abu Dzar Al Ghiffari).
Namun sikap idealis pun belumlah cukup. Ia harus ditransformasikan agar prototipe remaja idealis sempurna menjadi remaja ideal.
Remaja Ideal = Remaja Dakwah
Dakwah adalah satu-satunya jalan untuk memperbaiki kondisi demikian. Dakwah merupakan kewajiban yang dibebankan Allah SWT kepada kaum muslimin – baik remaja, dewasa maupun orang tua – kapanpun dan dimanapun dia berada. Dakwah adalah sebaik-baik perbuatan (perkataan) yang layak dilakukan oleh kaum muslimin, termasuk remaja. Allah berfirman:
“Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu (Islam) dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”.
(QS An Nahl: 125)
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata sesungguhnya aku termasuk golongan kaum muslimin”.(QS Fushshilat: 33)
Maka prototipe remaja ideal adalah remaja idealis yang sadar dan mau berdakwah. Lalu timbul persoalan baru: Dengan metode yang bagaimana dakwah harus dilakukan remaja muslim? Jawabannya adalah metode dakwah bagi remaja tidak berbeda dengan metode dakwah bagi umat Islam lainnya. Dakwah yang dilakukan harus senantiasa bermuara pada thariqah atau strategi dakwah Rasul. Ringkas kata, manajemen dakwah remaja pun tidak boleh keluar dari thariqah dakwah Rasul.
Manajemen Dakwah Remaja
Dua langkah praktis manajemen dakwah bagi remaja.
1. Pembinaan syakhshiyyah dalam klub dakwah.
Rasulullah memulai dakwahnya dengan membina kepribadian (syakhshiyyah) shahabat secara intensif. Pembinaan yang benar-benar membekas dalam kepribadian para shahabat. Aqidah yang dipahami para shahabat nyata-nyata melahirkan keterikatan mereka yang begitu kuat terhadap syari’at Islam. Apa saja yang diperintahkn rasul, mereka taati.
Membina diri dengan sungguh-sungguh dan terus menerus mendalami tsaqofah Islam adalah langkah awal yang harus dilakukan oleh remaja muslim. Dimana? Pembinaan dilakukan di klub dakwah yang tepat. Klub dakwah yang benar-benar sesuai dan mengikuti metodologi dakwah Rasul. Klub dakwah yang berdiri atas dasar perintah Allah ( QS. Al Imran : 104) dan berjuang untuk menghidupkan kembali Islam dalam realitas kehidupan umat Islam. Keistiqomahan dalam membina diri akan membawa remaja beraqidah benar dan kuat sehingga memiliki syakhsyiyyah Islami, yakni berpola pikir Islami (aqliyyah islamiyyah) dan berpola sikap Islami (nafsiyyah islamiyyah).
2. Berdakwah bersama klub dakwah.
Dakwah memang menyeru, mengajak dengan omongan. Bukan hanya bicara di atas mimbar, tapi bisa juga dengan ngobrol dengan teman sebangku di kelas, di kantin, di angkot lalu menulis di majalah dsb. Namun begitu, uslub (cara) seperti ini juga perlu ditunjang dengan uswah (teladan). Artinya tidak cukup sekedar mengajak, tetapi yang namanya akhlakpun harus sesuai dengan Islam. Nah, bergabung dengan klub dakwah akan senantiasa menjaga performance (tampilan) atau citra dakwah kita agar tetap berada dalam koridor syari’at.
Berdakwah agar efisien dan efektif juga kudu memperhatikan ketersediaan bahan dakwah – sejauh mana pemahamannya terhadap Islam, medan dakwah di mana ia tinggal serta skill (bukan sikil, red) yang dipunyai seperti kemampuan komunikasi, analisis kondisi lingkungan dsb. Remaja sebagai pengemban dakwah yang baik mestilah berupaya melengkapi diri dengan berbagai modal ini. Untuk itu, klub dakwah adalah tempat yang tepat.
Yang utamanya lagi, berdakwah secara team (together everyone achieve more) dengan manajemen yang oke akan lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan dakwah dibandingkan jika hanya berdakwah secara individual. Bersama-sama dengan hamiluddakwah lainnya dalam klub dakwah melakukan:
Prakondisi perencanaan, meliputi pengenalan medan dakwah melalui analisis kondisi lingkungan.
Perumusan perencanaan, meliputi: penetapan tujuan-tujuan jangka pendek dalam rangka pencapaian tujuan jangka panjang yakni melanjutkan kembali kehidupan Islam di tengah-tengah umat; penetapan sasaran-sasaran atau objek dakwah serta penentuan tolok ukur keberhasilan dakwah.
Implementasi, mencakup pembagian tugas, pembekalan materi yang diperlukan serta melakukan pertemuan-pertemuan rutin pra-action (briefing). Dan setelah semuanya oke, tunggu apalagi? Action!
Evaluasi dan umpan balik. Untuk melihat dampak dakwah yang telah dilakukan, perlu selalu dievaluasi dengan mengacu kepada tolok ukur, baik yang bersifat strategis (QS. Al Mulk: 2-3) maupun yang bersifat operasional terukur.
Jika setelah membaca uraian ini masih juga kurang pede maka camkanlah:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu mengubah nasibnya sendiri”. (QS Ar Ra’du : 11).
Yakinlah bahwa kita mampu (dan Islam pun akan kembali jaya dengan atau tanpa peran serta kita). Rasulullah pernah mengkritik orang yang takut untuk gagal dan merasa tidak mampu untuk mencoba. Beliau pernah menganjurkan:
“Berusahalah sekuat tenaga untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu dan janganlah sekali-kali merasa lemah. Dan mintalah tolong kepada Allah.”
Wallahu A’lam bi Ash Shawab.

Tips untuk Jadi Remaja Islam

Seorang remaja mempunyai andil besar bagi perubahan lingkungannya. Ia pun mampu membawa teman-temannya agar sadar dan mengenal Islam. Sudah saatnya remaja peduli bahwa siapa lagi yang akan memperjuangkan Islam di tengah-tengah masyarakat kalau bukan mereka? Dulu ketika SK jilbab belum keluar, remaja juga yang bergerak dan berjuang. Itu hanya salah satu contoh. Sekarang pun di saat kesadaran berislam sudah tinggi, saatnya remaja berperan untuk membuat masyarakat rindu Islam kaafah yaitu dengan diterapkannya syariah Islam dalam naungan Khilafah.
Ketika ada teman yang gak sholat, pacaran aja kegiatannya, dugem, dan banyak aktifitas maksiat lainnya, siapa yang bisa menyadarkan mereka? Bukan para kyai, bukan para guru, bukan pula para dai tua yang seringkali tak paham dengan karakter remaja. Jadi yang paling efektif menyadarkan mereka adalah teman-temannya sendiri yaitu kamu sebagai generasi muda.
Jangan panik dulu. Jangan merasa berat dengan tugas sebagai remaja muslim yang kamu emban. Di bawah ini ada beberapa tips agar kamu jadi remaja yang oke dalam berdakwah di lingkungan kamu. Simak baik-baik ya:
1.    Niat
Dari awal, niatkan semua usaha kamu karena Allah semata. Jangan sampai ada niat untuk sombong dan merasa benar sendiri. Juga jangan sampai ada kesan menggurui dan menganggap bodoh teman yang sedang kamu dakwahi. Petunjuk itu dari Allah. Lakukan upaya maksimal dalam menyadarkan teman dan jangan lupa berdoa untuknya agar segera kembali ke jalan yang benar. Karena sungguh, tidak ada yang mampu memberi jalan bila sudah disesatkan oleh Allah dan tak ada yang mampu menyesatkan bila sudah diberi petunjuk oleh-Nya. Jadi jangan lupa berdoa ya.

2.    Lakukan apa yang kamu katakana
Ngomong gampang, tapi melakukannya itu yang butuh upaya lebih. Kalo kamu Cuma bisa ngomong tanpa melakukan apa yang kamu omongkan, maka orang lain terutama teman-temanmu tak akan percaya padamu lagi. Misal nih, kamu bilang pacaran haram dan dosa tapi kamu sendiri malah suka mojok berduaan dengan lawan jenis. Sama juga bo’ong kalo gini caranya. Selain dosa karena kamu berkhalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis yang non mahrom), kamu juga dosa karena bisa ngomong tapi gak bisa melakukan omonganmu dengan konsisten. Dobel dosa tuh. Jangan sampai ini terjadi loh.

3.    Gunakan Qur’an dan Hadits
Dalam berdakwah, gunakan Qur’an dan hadits sebagai acuan, bukan kata si A dan si B atau bahkan kata nenek moyang. Banyaklah baca buku-buku keislaman dan pahamilah wawasan keislaman itu sendiri. Jangan sampai kamu menyampaikan sesuatu yang kamu tidak punya ilmu tentangnya. Jadikan sirah (sejarah) Rasulullah dalam berdakwah sebagai panduan kamu ketika berdakwah di lingkungan teman-temanmu.
Harap kamu tahu, Rasulullah oke banget loh dalam menyampaikan dakwah di semua kalangan termasuk juga para remaja dan pemuda. Salah satunya adalah ketika ada seorang pemuda yang mendatangi Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasul, saya ingin masuk Islam tapi saya masih hobi berzina.” Apa jawab Rasulullah? Bukannya marah tapi beliau dengan tenang menjawab, “ Kamu punya ibu? Punya saudara perempuan? Bagaimana perasaanmu bila ibu atau saudaramu yang perempuan dizina-i oleh laki-laki?” Sejak saat itu, pemuda tersebut langsung bertaubat, masuk Islam dan tidak pernah lagi melakukan zina.

4.    Berbicaralah pada orang lain seakan-akan baru mengenalnya
Maksud dari poin ini adalah jangan berusaha sok tahu tentang seseorang hanya dengan melihatnya sekilas saja. Berbicaralah dengan ramah dan penuh perhatian sehingga orang yang akan didakwahi merasa nyaman dan kemudian percaya. Jangan terkecoh dengan penampilan. Misalnya saja seorang yang mengaku dirinya muslimah tapi pakaiannya selalu ketat dan mengumbar aurat. Jangan langsung berpikiran sok tahu yang negative bahwa dia itu pastilah seseorang yg pembangkang dan durhaka karena tidak menutup aurat. Kenalilah kepribadiannya lebih jauh.
Karena bisa jadi ia berpakaian seperti itu bukan karena ingin membangkang perintah Allah tapi benar-benar tidak tahu batasan aurat perempuan dalam Islam. Atau mungkin salah seorang teman kamu yang tak pernah sholat Jumat. Kenalilah dirinya lebih jauh dan jangan langsung berprasangka buruk. Ada banyak laki-laki yang tidak sholat Jumat karena keluarganya tidak pernah mengajarinya dan ia pun tidak tahu hukumnya. Jadi , tugas kamu nih untuk mendekati orang-orang semacam ini untuk memberikan pencerahan bagi kehidupannya sebagai seorang muslim yang baik.

5.    Tersenyumlah
Tahukah kamu bahwa Rasulullah SAW itu suka sekali tersenyum loh. Tapi anehnya banyak para dai yang sukanya malah pasang tampang serius dan cemberut daripada tersenyum. Nah, kamu jangan ikut-ikutan yang model begini yah.
Tersenyum, berperilaku sopan dan baik adalah sikap Rasulullah yang harus kita amalkan seharui-hari. Jika kita ingin orang lain dekat dan menerima dakwah kita maka usahakan kita bersikap ramah pada mereka. Tersenyum adalah salah satu kunci dari keramahan ini.
Yang patut diingat adalah tersenyum disini konteksnya adalah ramah secara umum dan tidak bermaksud tebar pesona pada lawan jenis. Bagaimana pun Islam mempunyai aturan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Bukan karena alasan dakwah trus seenaknya saja berdua-duaan dengan lawan jenis, misalnya. Nah, agar tidak timbul fitnah, usahakan berdakwah fokus pada sesame jenis. Cowok yang berdakwah ke kalangan cowok. Begitu juga cewek dakwahnya juga ke lingkungan cewek saja.

6.    Bersikap aktif dan berbaur
Langkah awal bagi keberhasilan dakwah adalah bersikap aktif dan berbaur dengan objek dakwah. Sering-sering ngobrol dengan mereka yang ingin kamu dakwahi. Bisa juga kamu mengundang mereka untuk buka puasa bersama saat Ramadhan atau kajian remaja yang kamu kemas dengan santai. Jadikan mereka percaya bahwa kamu adalah tempat yang asyik untuk curhat, berbagi cerita baik suka maupun duka. Mengerjakan PR bareng, menenangkan di kala mereka gundah, atau sekedar menjadi teman yang baik ketika mereka butuh curhat dan diskusi. Dan yang utama, kamu harus bisa menjaga rahasia karena mereka sudah percaya sama kamu. Tapi bila keadaan berubah menjadi serius dan berbahaya, misalnya saja ada yang berniat bunuh diri karena frustasi menghadapi masalahnya, maka jangan segan-segan menghubungi orang yang lebih dewasa untuk menyikapi masalah ini.

7.    Tunjukkan Islam itu sesuai untuk semua kalangan
Sering remaja menganggap bahwa Islam itu kuno dan ketinggalan zaman. Tunjukkan pada mereka bahwa pendapat ini salah. Tunjukkan pada mereka bahwa Islam itu berasal dari Allah yang tentu saja sesuai dengan zaman apa pun dan bagi siapa pun termasuk remaja juga. Yakinkan mereka bahwa Allah begitu dekat bahkan melebihi urat nadi kita sendiri. Allah juga Mahamelihat dan mendengar. Allah tempat meminta dan tumpuan semua keluh kesah dan gundah kita. Tunjukkan juga bahwa Islam itu sesuai dan cocok untuk remaja. Islam mempunyai semua jawaban yang diinginkan remaja tentang pencarian jati diri yang tidak semua agama bisa menjawabnya.

8.    Libatkan mereka dalam kegiatan social
Ajak para remaja itu untuk terlibat dalam kegiatan social. Misalnya saja dengan mengadakan baksos di daerah-daerah miskin agar mereka lebih menghargai sesama dan pandai bersyukur. Atau bisa juga mengajak mereka dalam sebuah kepanitiaan atau peserta seminar Islam untuk remaja. Keterlibatan seperti ini membuat mereka menjadi bagian dari umat dan merasa berharga. Jangan lupa setelahnya kamu harus berterima kasih atas apa yang telah mereka lakukan untuk sesama.

9.    Tanyakan 4 pertanyaan mendasar
Ketika pertemanan semakin erat, topic yang dibahas biasanya juga mengarah semakin serius. Kamu bisa mendiskusikan tentang cita-cita dan rencana mereka di masa depan. Ada 4 pertanyaan yang bisa mengarahkan topic agar remaja lebih mengenal Allah dan Islam:
1.      kemanakah aku setelah kehidupan ini berakhir
2.      apa yang membuat aku bahagia
3.      Kepada siapakah aku seharusnya berterima kasih dan bersyukur
4.      apakah saya bisa sukses tanpa bantuan orang lain
10.    Tekankan sholat wajib 5 kali sehari sebelum kewajiban lainnya
Hubungan dengan Allah secara pribadi itu ada pada kewajiban sholat 5 waktu. Jangan memberikan banyak materi lain lebih dulu sebelum kesadaran untuk sholat wajib 5 waktu bisa terlaksana dengan baik. Tekankah bahwa dengan sholat saja hubungan dengan Allah terjalin secara langsung tanpa perantara. Hanya Allah saja tempat bersandar jika manusia menghadapi masalah. Sholat adalah saat yang tepat untuk meminta pertolonganNya. Jika mungkin, usahakan untuk sholat berjamaah ketika kamu sedang ngobrol santai dengan mereka. Ketika sholat ini sudah dijalankan dengan konsisten, maka hal-hal lain akan lebih mudah untuk diingatkan misalnya saja tidak boleh memaki, patuh pada orang tua dan cara berpakain yang menutup aurat sesuai dengan syariat Islam.

11.    Bantulah mereka untuk mempercayai orang dewasa
Biasanya remaja memandang orang dewasa dengan pandangan miring seolah-olah dunia mereka benar-benar berbeda. Orang dewasa dianggap tidak pernah memahami dunia remaja dan anak muda dengan tepat. Nah, dalam hal ini kamu kudu berperan untuk menumbuhkan rasa percaya pada remaja terhadap orang dewasa. Misalnya saja dengan memuji seorang penceramah yang kena di hati remaja, para aktivis yang peduli dengan dakwah demi kebangkitan umat dan lain-lain. Memang sih, merubah sudut pandang mereka tidak  bisa dengan mudah tapi paling tidak mereka nantinya bisa memahami pendapat orang tua di rumah.

12.    Jangan pergi ketika mereka sedang down
Ingat, ketika seseorang sudah mulai mau menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan teratur, tidak berarti urusan sudah selesai. Akan ada ujian dan cobaan dalam hidup yang kadang bisa membuat futur/down atau lemah iman seseorang. Ada kalanya mereka mempertanyakan lagi keadilan Tuhan akan jalan hidup sulit yang mereka tempuh. Jangan putus asa apalagi tega meninggalkan mereka. Dampingilah para remaja ini untuk kembali menemukan jati diri keislaman mereka.

Semoga beberapa tips di atas bisa kamu jadikan alat untuk mendekati teman-teman kamu dalam berdakwah. Dan yang utama, kamu jangan lupa meminta pada Allah untuk dimudahkan langkahmu juga lisanmu dalam menyampaikan kebenaran. Semoga Allah menyertaimu selalu. Cheers ^_^

Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

oleh : PR IPM SMK Muhammadiyah Larangan
Dilahirkan sebagai seorang wanita adalah anugerah yang sangat indah dari Allah Ta’ala. Sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh seorang pria.Terlebih anugerah itu bertambah menjadi muslimah yang mukminah yaitu wanita muslimah yang beriman kepada Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
Menjadi wanita muslimah yang beriman kepada Allah tentu tidak mudah,karena banyak sekali godaan-godan dalam mencapainya. Dikarenakan  balasan yang Allah janjikan pun tidak terbandingkan dan semua wanita pun menginginkannya. Godaan-godaan untuk menjadi wanita shalihah sering kali datang dan menggebu-gebu saat kita menginjak usia remaja,di mana masa puberitas seorang wanita ada di masa ini. Bukan hal yang mudah pula bagi remaja muslim dalam melewati masa ini, namun sungguh sangat indah bagi para remaja yang bisa dikatakan lulus dalam melewati masa pubertas yang penuh godaan ini.
Salah satu godaan yang amat besar pada usia remaja adalah “rasa ketertarikan terhadap lawan jenis”. Memang, rasa tertarik terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Namun kalau kita tidak bisa memenej perasaan tersebut,maka akan menjadi mala petaka yang amat besar,baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah Allah tunjukkan dalam sebuah hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)
Sebagai wanita muslimah kita harus yakin bahwa kehormatan kita harus dijaga dan dirawat, terlebih ketika berkomunikasi atau bergaul dengan lawan jenis agar tidak ada mudhorot (bahaya) atau bahkan fitnah. Di bawah ini akan kami ungkapkan adab-adab bergaul  dengan lawan jenis. Di antaranya:
Pertama: Dilarang untuk berkholwat (berdua-duan)
TTM, teman tapi mesra, kemana-mana bareng, ke kantin bareng, berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bareng. Hal ini merupakan gambaran remaja umumnya saat ini,di mana batas-batas pergaulan di sekolah umum sudah sangat tidak wajar dan melanggar prinsip Islam. Namun tidak mengapa kita sekolah di sekolah umum jika tetap bisa menjaga adb-adab bergaul dengan lawan jenis. Jika ada seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan maka yang ketiga sebagai pendampingnya adalah setan.
Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا
Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin.” (HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih)
Daripada setan yang menemani kita lebih baik malaikat bukan? Ngaji,membaca Al Quran dan memahami artinya serta menuntut ilmu agama InsyaAllah malaikatlah yang akan mendampingi kita.Tentu sebagai wanita yang cerdas, kita akan lebih memilih untuk didampingi oleh malaikat.
Kedua: Menundukkan pandangan
Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya adalah termasuk panah-panah setan. Kalau cuma sekilas saja atau spontanitas atau tidak sengaja maka tidak menjadi masalah pandangan mata tersebut, pandangan pertama yang tidak sengaja diperbolehkan namun selanjutnya adalah haram.Ketika melihat lawan jenis,maka cepatlah kita tundukkan pandangan itu, sebelum iblis memasuki atau mempengaruhi pikiran dan hati kita. Segera  mohon pertolongan kepada Allah agar kita tidak mengulangi pandangan itu.
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim)
Ketiga: Jaga aurat terhadap lawan jenis
Jagalah aurat kita dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya. Maksudnya mahram di sini adalah laki-laki yang haram untuk menikahi kita. Yang tidak termasuk mahram seperti teman sekolah, teman bermain, teman pena bahkan teman dekat pun kalau dia bukan mahram kita, maka kita wajib menutup aurat kita dengan sempurna. Maksud sempurna di sini yaitu kita menggunakan jilbab yang menjulur ke seluruh  tubuh kita dan menutupi dada. Kain yang dimaksud pun adalah kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh sempit, dan tidak membentuk lekuk tubuh kita. Adapun yang bukan termasuk aurat dari seorang wanita adalah kedua telapak tangan dan muka atau wajah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki.” (HR. Tirmidzi, shahih)
Keempat: Tidak boleh ikhtilat (campur baur antara wanita dan pria)
Ikhtilat itu adalah campur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di satu tempat tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada hijab atau kain pembatas masing-masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Tentu kita sebagai wanita muslimah tidak mau dijadikan obyek pandangan oleh banyak laki-laki bukan? Oleh karena itu kita harus menundukkan pandangan,demikian pun yang laki-laki mempunyai kewajiban yang sama untuk menundukkan pandangannya terhadap wanita yang bukan mahramnya, karena ini adalah perintah Allah dalam Al Qur’an dan akan menjadi berdosa bila kita tidak mentaatinya.
Kelima: Menjaga kemaluan
Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah,karena dewasa ini banyak sekali remaja yamng terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas. Sebagai muslim kita wajib tahu bagaimana caranya menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang senonoh atau membangkitkan nafsu syahwat, tidak terlalu sering membaca atau menonton kisah-kisah percintaan, tidak terlalu sering berbicara atau berkomunikasi dengan lawan jenis, baik bicara langsung (tatap muka) ataupun melalui telepon, SMS, chatting, YM dan media komunikasi lainnya.
Sudah selayaknya sebagai seorang muslim-muslimah baik remaja atau dewasa, kita mempunyai niat yang sungguh-sungguh untuk mematuhi adab-adab bergaul dengan lawan jenis tersebut. Semoga Allah memudahkan usaha kita. Amin.

Selasa, 04 Agustus 2015

pelatihan jurnalistik



PENGANTAR





PUJI syukur kehadirat Allah Swt atas karunianya dan kesehatan yang diberikan sehingga penyusunan buku Panduan Modul Pelatihan Jurnalistik dan Produksi Media Sekolah dapat diwujudkan. Pelatihan jurnalistik dan produksi media sekolah adalah paket pelatihan yang dikembangkan oleh Lembaga Pengembangan Sumberdaya Insani (LaPSI) untuk menyiapkan kader-kader jurnalis di sekolah dan komunitas.

Buku ini disusun karena sejak kelahirannya, LaPSI telah mengazamkan diri bagi proses kreatif pelajar melalui aktivitas kelompok ilmiah remaja (riset), komunitas dan jurnalistik. LaPSI menyelenggarakan program ini dalam rangka mendorong dan menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran kritis pelajar yang merupakan tema sentral gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Atas dasar itulah, LaPSI sebagai perangkat organisasi IPM melaksanakan program literasi media dengan harapan menjadi poros bagi tumbuhnya kesadaran kritis ditingkat sekolah dan komunitas. Apa yang ada dalam halaman-halaman panduan ini merupakan endapan pengetahuan dan rangkuman dari seluruh proses panjang yang coba didokumentasikan oleh LaPSI.

Buku panduan ini disusun oleh tim LaPSI; Dek Pendi, Mul, Fida Afif, Neng, Amel, Eka, dan Ase yang dibagi kedalam beberapa proses belajar yaitu: Pertama, orientasi dan perkenalan. Kedua, espektasi, pemetaan masalah dan kontrak belajar. Ketiga, pengantar jurnalistik (teknik reportase). Keempat, pengantar jurnalistik (teknik penulisan berita). Kelima, mengelola media sekolah. Keenam, design dan lay out media sekolah.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada segenap teman-teman pengelola LaPSI, jaringan IPM diberbagai daerah dan kepada semua yang  turut berkontribusi atas hadirnya modul ini. Sekecil apa pun itu. Akhirnya, semoga ikhtiar ini menjadi amal jariah dalam mempersiapkan kader-kader jurnalistik diwaktu yang akan datang.

Yogyakarta, Desember 2010
Lembaga Pengembangan Sumberdaya Insani


DAFTAR ISI



Kata Pengantar ………………………………………………………………..          1
Daftar Isi ………………………………………………………………………..          2
Kegiatan Belajar 1 : ORIENTASI DAN PEKENALAN ………………….          3
Kegiatan Belajar 2 : PEMETAAN, HARAPAN DAN
                              KONTRAK BELAJAR ….…………………………..           6
Kegiatan Belajar 3 : TEKNIK REPORTASE ………….….……………….         9
Kegiatan Belajar 4 : BERITA ……………………………….……………….         14
Kegiatan Belajar 5 : MENGELOLA MEDIA SEKOLAH .……………….         19
Kegiatan Belajar 6 : DESAIN DAN LAY OUT ……….….……………….         24
Lampiran
ii
 







Flowchart: Document: KEGIATAN BELAJAR
1
ORIENTASI DAN
PERKENALAN



Sesi pembuka ini merupakan sesi perkenalan peserta dengan fasilitator. Selain berkenalan, peserta juga diminta untuk mengelaborasi harapan dan keinginan terhadap jalannya pelatihan: informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang ingin didapatkan selama proses pelatihan. Peserta juga diminta untuk menyepakati dan merumuskan hal-hal teknis yang berkaitan dengan jalannya pelatihan.
Sesi ini juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengukur tingkat pemahaman, pengetahuan, serta pengalaman peserta dalam jurnalistik. Dengan mengetahui informasi tersebut, peserta bisa diminta untuk sharing pengalaman dan pengetahuannya dalam berbagai sesi diskusi yang melibatkan peserta.


F
TUJUAN
:
1.    Peserta memahami alur dan proses belajar dalam kelompok.
2.    Peserta dapat mengenal sesama peserta, fasilitator, panitia, dan unsur pelatihan lainnya.
&
POKOK BAHASAN
:
1.    Perkenalan singkat antara peserta, fasilitator, dan panitia penyelenggara.
2.    Pemaparan pengetahuan dan pengalaman jurnalistik.
3.    Kesepakatan mengenai pokok-pokok bahasan, metodologi, dan aturan main pelatihan.
/
METODE
:
        Permainan
        Arisan ide dan refleksi pengalaman.
        Diskusi kelompok.
¹
ALOKASI WAKTU
:
90 menit
4
BAHAN DAN ALAT
:
v  Kertas plano/transparansi
v  Kertas metaplan
v  Flipt chart
v  OHP/LCD Projector
v  Spidol
v  TOR Pelatihan
v  Bola kecil
6
DESKRIPSI PROSES
:
1.    Mulailah sesi ini dengan meminta peserta tersenyum dan dilanjutkan dengan membaca do’a menurut kepercayaan masing-masing.
2.    Fasilitator memperkenalkan diri dan unsur panitia lainnya dengan menjelaskan secara singkat profil dirinya dan organisasinya.
3.    Fasilitator mengajak peserta bermain sebagai berikut:
a)    Sediakan bola kecil yang kita sebut dengan “bola panas“.
b)    Mintalah peserta berdiri melingkar dan menyebutkan namanya masing-masing dengan jelas.
c)    Fasilitator akan melemparkan secara spontan “bola panas“ kepada peserta.
d)    Peserta yang terkena lemparan bola harus dengan cepat menyebut namanya sendiri dan seterusnya hingga semua peserta mendapat lemparan bola.
e)    Pada permainan berikutnya, setiap peserta yang melempar bola harus menyebut namanya sendiri dan menyebut nama peserta yang akan menerima lemparan bola.
f)     Jika dianggap cukup, ajaklah peserta merefleksikan makna permainan tersebut.
4.    Bagikan jadwal, alur pelatihan, dan terangkan metode pelatihan yang akan digunakan.
5.    Fasilitator menjelaskan arah, tujuan, target pelatihan, dan goal dari setiap materi.
6.    Bukalah sesi diskusi untuk mengeksplorasi alur atau mempertanyakan jadwal.
7.    Berikanlah respon seperlunya dan jika dirasa cukup tutupkah sesi dengan mengajak peserta bertepuk tangan sambil tersenyum.








Flowchart: Document: KEGIATAN BELAJAR
2
PEMETAAN MASALAH, ESPEKTASI, DAN KONTRAK BELAJAR





Sesi ini juga dimaksudkan untuk memetakan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta, menggali espektasi dari peserta terhadap pelatihan ini, dan sekaligus menyepakati kontrak belajar. Dengan terpetakannya masalah dari awal harapannya akan mempermudah proses belajar dalam sesi-sesi berikutnya. Sedangkan kontrak belajar menjadi komitmen seluruh komponen yang terlibat dalam pelatihan ini untuk menjadi guide dan rambu-rambu yang mesti dijalankan untuk sampai di tujuan pelatihan.

F
TUJUAN
:
1.   Peserta dapat mengetahui peta masalah yang dihadapi oleh media sekolah.
2.   Peserta mampu merumuskan tingkat, jenis, dan kebutuhan pelatihan.
3.   Tersusunnya kontrak belajar.
&
POKOK BAHASAN
:
1.   Peta masalah jurnalistik dan media sekolah.
2.   Pentingnya harapan atau cita-cita dalam memandu proses pelatihan.
3.   Pokok-pokok kontrak belajar yang akan menjadi panduan bersama dalam pelatihan.
/
METODE
:
R  Brainstorming
R  Diskusi Kelompok
R  Presentasi
¹
ALOKASI WAKTU
:
90 menit
4
BAHAN DAN ALAT
:
{  Kertas plano/transparansi
{  Kertas metaplan
{  Flipt chart
{  OHP/LCD Projector
{  Spidol
6
DESKRIPSI PROSES
:
1.    Fasilitator membuka sesi dengan menjelaskan arah dan tujuan sesi ini.
2.    Fasisilator membagikan meta plan kepada peserta dan memintalah untuk menuliskan dimetaplan pertanyaan, sebagai berikut:
a.    Apakah peserta sudah memiliki media sekolah?
b.    Jika sudah, jenisnya apa (majalah, mading, atau buletin)?
c.    Apakah pimpinan sekolah mendukung media sekolah ...??
d.    Bagaimana dengan minat siswa terhadap jurnalistik....?
3.    Jika peserta sudah menyelesaikan tugasnya, mintalah peserta menempelkan jawabannya dikertas plano.
4.    Fasilitator mensistematisasikan jawaban-jawaban peserta.
5.    Jika jawaban sudah sistematis, explore (buka dialog) kepada peserta satu persatu.
6.    Fasilitator membagikan meta plan dan mintalah peserta menuliskan tujuan dan norma pelatihan: (1) tujuan atau harapan mengikuti pelatihan ini, cukup satu kalimat; (2) hal-hal yang harus dikerjakan oleh peserta selama pelatihan untuk mencapai harapannya (4 butir); (3) hal-hal yang tidak boleh dikerjakan oleh peserta selama pelatihan (3 butir); dan (4) sepakatilah sanksi, jika ada yang melanggar komitmen. Kalau sudah selesai, mintalah peserta menempelkan di dindin.
7.    Hasil rumusan didiskusikan dalam kelompok kecil yang terdiri atas 5 – 6 orang/kelompok dan presentasikan.
8.    Sebelum menutup sesi, mintalah kepada forum untuk memilih ketua kelas; yang bertugas membantu mengingatkan kontrak belajar.
9.    Jika dianggap cukup, tutuplah sesi dengan tepuk tangan.

Catatan untuk Fasilitator:
Biasanya banyak permintaan dan harapan dari peserta diluar dugaan yang cenderung dipaksakan. Sementara penyelenggara kurang siap, jangan dimatikan walaupun proses diskusi bertele-tele. Bangunlah kesepahaman dan jalan terbaik.







Flowchart: Document: KEGIATAN BELAJAR
3
PENGANTAR JURNALISTIK
(REPORTASE)




Sesi ini memberikan pemahaman mengenai tugas seorang reporter media sekolah yang harus memiliki seperti kecakapan dan syarat-syarat tertentu sehingga peserta dapat memahami langkah-langkah apa saja yang harus dipersiapkan dalam proses meliput suatu peristiwa (berita). Peserta dalam sesi ini akan difasilitasi mengenal bagaimana proses reportase.
Reportase adalah kegiatan meliput dan mengumpulkan fakta-fakta atas suatu peristiwa yang mengandung unsur berita dari berbagai sumber (narasumber) lalu menuliskannya menjadi sebuah berita.

F
TUJUAN
:
1.      Peserta memahami pengertian jurnalistik.
2.      Peserta mengetahui tahap-tahap aktivitas reportase.
3.      Peserta mampu melakukan wawancara dan menulis berita.
&
POKOK BAHASAN
:
1.      Pengertian dan wawasan jurnalistik.
2.      Tahapan dalam reportase berita.
3.      Wawancara dan penulisan berita.
/
METODE
:
        Tugas kelompok
        Diskusi, dan
        Presentasi
¹
ALOKASI WAKTU
:
120 menit
4
BAHAN DAN ALAT
:
    Kertas plano/transparansi.
    Kertas metaplan.
    Flipt chart.
    OHP/LCD Projector.
    Spidol.
    Bahan bacaan “Pengantar Jurnalistik“.
6
DESKRIPSI PROSES














Catatan untuk Fasilitator:
Materi ini sebenarnya bersifat wawasan sekaligus praktis, tetapi tidak berarti diabaikan. Wawasan akan menjadi pijakan dalam praktek reportase.
:
1.      Fasilitator membuka sesi dengan mengajak peserta membaca basmalah.
2.      Fasilitator menjelaskan tujuan dan arah dari sesi ini.
3.      Fasilitator meminta kepada peserta untuk menuliskan pengertian jurnalistik dan tahapan melakukan reportase dikertas metaplan. (20 Menit)
4.      Koding tulisan-tulisan dan ajak peserta berdiskusi sehingga ditemukan kesepahaman tentang pengertian jurnalistik dan tahap-tahap melakukan reportase. (30 menit)
5.      Ajak peserta kelapangan untuk melakukan kegiatan reportase berita. (45 menit)
6.      Fasilitator meminta menuliskan berita yang diperoleh dilapangan.
7.      Mintalah kesan-kesan apa yang diperoleh peserta dilapangan, catat hal-hal penting.
8.      Jika sesi ini dianggap cukup, tutuplah sesi ini dengan mengajak peserta berteriak: “Sukses“.




BAHAN BACAAN




Pengertian
          Jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu.
          Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat.


Berdasarkan Media yang digunakan, jurnalistik dibedakan:
          Jurnalistik cetak (print journalism).
          Jurnalistik elektronik (electronic journalism).
          Jurnalistik Radio.
          Jurnalistik Televisi.
          Jurnalistik online (online journalism).

Wartawan, Redaktur dan Penulis Lepas
          Wartawan, jurnalis, atau reporter adalah profesi untuk memperoleh informasi dengan mendatangi sumber berita (kejadian/orang/dll). Istilah yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan ini adalah meliput.
          Redaktur atau kepala desk; misalnya ekonomi, public service, politik, dan budaya. Bertanggung jawab terhadap halaman yang ditanganinya.
          Pemimpin redaksi ialah pemegang kekuasaan tertinggi di bagian redaksi sebuah media massa.
          Penulis lepas atau free lance adalah penulis berita, reportase, artikel, feature dan bentuk tulisan lain yang tidak terikat dengan suatu lembaga.

Reportase
          Dalam dunia jurnalistik, reportase adalah salah satu hal yang harus dilakukan seorang reporter untuk mengumpulkan data dan fakta suatu peristiwa untuk penulisan berita. Fakta mengandung unsur 5W + 1 H.
What             : Apa
Who              : Siapa
Where           : Dimana
When            : Kapan
Why              : Mengapa
How              : Bagaimana

          Reportase dasar à straight news
          Reportase madya à news feature
          Reportase lanjutan à news analysis
          Intinya tetaplah reportase dasar yang bisa ditambah hanyalah memperdalam unsur-unsur yang ada dalam reportase dasar itu.

Unsur
          Apa syarat utama seorang reporter? Cantik/gagah, keluwesan bergaul, rasa ingin tahu, dll
          Apakah gerangan berita yang dicari itu??? Peristiwa besar dan pentingkah, peristiwa baru, peristiwa apa saja asal khas, atau kejadian yang menyedihkan
          Bagaimana berita dicari? Adakah pola prosesnya? Atau bisa semau gue saja?
          Bagaimana reporter menuliskan beritanya ..? Dengan panjang lebarkah, atau dengan bahasa yang indah-indahkah.

Etika Reportase
1.    Cover both side. Meliput semua pihak yang terkait, tanpa membedakan.
2.    Fairness. tidak memanipulasi fakta.
3.    Balance. Keseimbangan dalam pencarian data dan pemberitaan.
4.    Mematuhi Kode Etik Jurnalistik.
5.    Tidak mempublikasikan identitas atau pernyataan nara sumber jika nara sumber meminta off the record.

Tahap Reportase
1.Menemukan peristiwa dan jalan cerita
2.Cek, ricek, dan tripel cek jalan cerita
3.Memastikan sudut berita
4.Menentukan sudut berita
5.Menentukan lead atau intro
6.Menulis berita

Pendekatan dalam reportase:
          Wawancara
Wawancara merupakan bentuk reportase  dengan cara mengumpulkan data berupa pendapat, pandangan, dan pengamatan seseorang tentang suatu peristiwa.
Ada tiga hal yang tidak boleh dilupakan oleh reporter dalam proses reportase:
a. Identitas dan atribut narasumber.
b. Pendapat narasumber terhadap peristiwa.
c. Kesan narasumber terhadap peristiwa.

Persiapan Wawancara:
1)      Menguasai tema yang akan ditanyakan kepada narasumber. Jika pengetahuan reporter tentang tema sedikit, maka akan timbul banyak kesulitan saat melakukan wawancara.
2)      Siapkan TOR (Term of Reference). Ini penting agar tidak ada permasalahan yang luput ditanyakan kepada narasumber.
3)      Membawa alat perekam. Selain berfungsi untuk memudahkan reporter menulis hasil wawancara, alat perekam juga dapat berfungsi sebagai bukti jika sewaktu-waktu narasumber mengelak dan protes terhadap berita yang ditulis.
4)      Menghargai narasumber dan membuat janji. Membuat janji dengan narasumber itu penting. Karena ada beberapa narasumber yang enggan melakukan wawancara langsung tanpa membuat janji. Ingat, menjaga hubungan baik dengan narasumber itu sangat penting untuk kemudian hari. Banyak narasumber yang kecewa dan enggan bertemu repoter tertentu.

          Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan teknik reportase dengan cara mengamati baik setting maupun sebuah peristiwa di lapangan. Dengan terjun langsung ke lapangan, reporter akan merasakan langsung peristiwa yang terjadi dilapangan sehingga ia bisa menyampaikan informasi yang valid kepada para pembaca.

          Riset Dokumentasi
Riset Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan fakta dengan riset melalui buku, internet, dan sumber-sumber dokumentasi data lainnya.








Flowchart: Document: KEGIATAN BELAJAR
4
PENGANTAR JURNALISTIK
(BERITA)




Salah satu elemen penting dalam jurnalistik ialah berita. Tanpa berita, tidak lengkap rasanya sebuah aktivitas jurnalistik. Oleh karena itu, seorang jurnalis harus memahami pengertian berita, bagaimana unsur-unsurnya, apa saja yang perlu diberitakan? Dan tentu bagaimana menuliskan berita.
Kalau di sesi sebelumnya, banyak mendalami reportase, maka sesi ini peserta akan banyak mendiskusikan, mengelaborasi, dan mempraktekkan bagaimana membuat sebuah berita untuk kepentingan tugas jurnlistik di majalah, surat kabar atau majalah dinding sekolah atau untuk kepentingan web blog pribadi.

F
TUJUAN

:
1.    Peserta dapat memahami pengertian dan nilai berita dalam jurnalistik.
2.    Peserta memahami syarat-syarat sebuah berita jurnalistik.
3.    Peserta dapat menulis berita jurnalistik.
&
POKOK BAHASAN

:
1.    Pengertian dan nilai berita.
2.    Syarat-syarat berita.
3.    Tahap penulisan berita:
-      Menentukan angle.
-      Membuat judul berita.
-      Membuat intro atau lead berita.
-      Mengembangkan berita.
-      Menutup berita.
/
METODE

:
        Praktek penulisan berita.
        Diskusi Kelompok, dan.
        Presentasi.
¹
ALOKASI WAKTU

:
120 menit
4
BAHAN DAN ALAT

:
     Kertas plano/transparansi
     Kertas metaplan
     Flip chart
     OHP/LCD Projector
     Spidol
6
DESKRIPSI PROSES

:
1.    Fasilitator membuka sesi dengan mengajak peserta membaca basmalah.
2.    Tanyakanlah kepada peserta, apakah mereka fresh saat ini, kalau iya silakan dilanjutkan pembahasannya. Apabila peserta ngantuk atau kurang bersemangat bisa dilakukan ice breaker.
3.    Fasilitator menjelaskan tujuan dan arah dari sesi (berita) ini.
4.    Mintalah kepada peserta untuk membagi kedalam kelompok yang terdiri atas 4 – 5 orang atau tergantung jumlah peserta.
5.    Mintalah masing-masing kelompok untuk mendiskusikan konsep berita dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
R  Apa yang anda pahami tentang pengertian dan nilai berita dalam jurnalistik?
R  Apa saja syarat-syarat sebuah berita yang baik?
R  Apa saja tahapan-tahapan dalam penulisan berita?
6.    Setelah selesai, mintalah kepada masing-masing kelompok untuk mencatat hasil diskusi dan menuliskan pada metaplan atau kertas plano untuk dibeberkan di dinding.
7.    Mintalah kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan dalam pleno, berikan kesempatan kepada peserta lain untuk memberikan tanggapan, mengklarifikasi hal-hal yang dianggap penting serta perbaikan.
8.    Catatlah pokok-pokok hasil diskusi kelompok dan pendapat peserta pada kertas plano dan pada akhir pembahasan secara bersama peserta diminta untuk membuat resume, kesimpulan dan tugas individu membuat berita.


? Catatan untuk Fasilitator
Jika ada peserta yang memiliki pengalaman jurnalistik seperti peliputan dan penulisan berita, mintalah beberapa menit untuk menceritakan kepada seluruh peserta. Akan lebih baik bila penjelasannya disertai bahan tertulis seperti contoh laporan, ringkasan, bagan atau skema.

Bahan bacaan yang disediakan panitia hendaknya tidak dibagikan dalam ruang kelas karena akan mengganggu proses.



BAHAN BACAAN




Pengertian Berita
          Berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa.
          "News" sendiri mengandung pengertian yang penting, yaitu dari kata "new" yang artinya adalah "baru".
          Sebuah berita yang baik ialah berita yang memiliki nilai, dicirikan antara lain:
1)      Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
2)      Berita itu tidak biasa.
3)      Aktual: terbaru, belum "basi".
4)      Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
5)      Informatif.
6)      Berdampak luas.
7)      Human interest.
8)      Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
9)      Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).


Unsur Berita
          5 W + 1 H
          (1) What – Apa yang terjadi dalam suatu peristiwa?
          (2) Who – siapa yang terlibat di dalamnya?
          (3) Where – di mana terjadinya peristiwa itu?
          (4) When – kapan terjadinya?
          (5) Why – mengapa peristiwa itu terjadi?
          (6) How – bagaimana terjadinya?



 
Anatomi Berita
          Judul atau kepala berita (headline).
          Baris tanggal (dateline).
          Teras berita (lead atau intro).
          Tubuh berita (body).



Tahap Penulisan Berita
  1. Tentukan angle (sudut berita).
  2. Membuat judul.
  3. Membuat intro atau lead.
Contoh lead yang dikutip dari harian Kompas;
Laut itu bagai bertabur berlian, cahaya berpendar bergerak-gerak. Di ujung tatapan, gelombang perbukitan rimbun oleh hijau daun. Bocah-bocah berenang dengan riang di pinggir laut yang jernih dan biru.
  1. Menutup berita.

Sumber Berita
          Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
          Proses wawancara.
          Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
          Partisipasi dalam peristiwa.








Flowchart: Document: KEGIATAN BELAJAR
5
MENGELOLA MEDIA
SEKOLAH




Rasanya tidak lengkap bila sekolah tidak mempunyai media internal, apa pun bentuknya; bulletin, news letter atau majalah sekolah. Media sekolah adalah media (majalah, news letter atau bulletin) yang diterbitkan secara berkala dan dikelola oleh siswa atau guru bagi kepentingan sekolah. Lewat media ini civitas sekolah bisa mengekspresikan kemampuan tulis menulisnya. Sekolah juga dapat berkomunikasi mengenai kegiatan-kegiatan sekolah dengan para pihak eksternal melalui publikasi ini. Sesi ini akan membahas bagaimana media sekolah itu; seperti apa bentuknya, dan bagaimana mengelolanya.

F
TUJUAN

:
1.    Peserta dapat mengetahui pengertian dan mamfaat media sekolah.
2.    Peserta memahami bentuk-bentuk media sekolah.
3.    Peserta mampu merencanakan,  mengumpulkan bahan, menulis dan menyunting dan memproduksi media sekolah.
&
POKOK BAHASAN

:
1.    Pengertian dan mamfaat media sekolah.
2.    Bentuk-bentuk media sekolah.
3.    Pengelolaan media sekolah;
a.    Perencanaan:
b.    Pengumpulan bahan
c.    Penyiapan bahan
d.    Produksi
e.    Pencetakan
/
METODE

:
        Brainstorming
        Diskusi Kelompok
        Presentasi
¹
ALOKASI WAKTU

:
120 menit
4
BAHAN DAN ALAT

:
     Kertas plano/transparansi
     Kertas metaplan
     Flip chart
     OHP/LCD Projector
     Spidol
6
DESKRIPSI PROSES
















Catatan untuk Fasilitator :
Sesi ini bisa dikolaborasikan dengan berdiskusi seseorang yang memiliki pengalaman dalam mengelola media sekolah.
:
1.    Fasilitator membuka sesi dengan mengajak peserta untuk berteriak sekuat-kuatnya dengan menyebut “saya bisa buat media sekolah“.
2.    Fasilitator lalu menjelaskan tujuan dan arah dari sesi ini dan sedikit mengelaborasi topik ini, kaitannya dengan materi-materi sebelumnya.
3.    Tanyakan kepeserta, jika ada diantara mereka yang memiliki pengalaman mengelola media sekolah. Mintalah ia sedikit berbagi dengan teman-temannya, catat hasil sharingnya diplano.
4.    Mintalah peserta berkelompok. Jumlah kelompok dalam proporsi yang seimbang dengan peserta. Jumlah maksimal 4 – 5 kelompok. Pembagian anggota dapat didasarkan jenis kelamin, kesamaan asal sekolah,  asal peserta, atau bentuk kesamaan lainnya.
5.    Peserta diminta mesdiskusikan hal-hal pengelolaan media sekolah. (lihat: Panduan Diskusi Kelompok). Hasilnya dituliskan di selembar kertas plano.
6.    Setelah selesai, fasilitator meminta kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Catat dan elaborasilah hal-hal yang dianggap penting.
7.    Jika dianggap cukup, tutuplah sesi dengan mengingatkan catatan-catatan penting perjalanan pelatihan ini.

Panduan Diskusi Kelompok

Nama Media             :  ___________________________________
Penerbit                    :  ___________________________________
Format                      :  ______________ (Bentuk, Ukuran, Tebal, dll)
Susunan Redaksi    :  Pemimpin Redaksi     : ___________________
                                    Sekretaris Redaksi    : ___________________
                                    Redaktur                    : ___________________
                                    Reporter                     : ___________________
                                    Bag. Desain Grafis    : ___________________
                                    Bag. Pemasaran        : ___________________
Isi media                   :  ___________________________________
Biaya cetak              :  ___________________________________
Distribusi                 :  ___________________________________
Jadwal Liputan        :  ___________________________________



BAHAN BACAAN



Mengelola Media Sekolah
Pengalaman SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Pengertian
Media sekolah adalah media (majalah, news letter atau bulletin) yang diterbitkan secara berkala dan dikelola oleh siswa atau guru bagi kepentingan sekolah.

Tujuan
          Sarana silaturahmi antar siswa, antar sekolah.
          Sarana pembelajaran informasi pengetahuan dan wawasan baru.
          Sarana penyaluran bakat siswa dalam tulis menulis.
          Media promosi sekolah.

Rapat Persiapan Penerbitan
Yang diundang :
þ  siswa yang terlibat dalam penyusunan buletin
þ  guru pembimbing
Inti rapat
          Penentuan tema
Dijabarkan ke dalam rubrik-rubrik.

          Pembagian job :
þ  Siswa
Mencari naskah (merangkum buku/ referensi yang lain, mencari penulis, browsing internet), editing naskah
þ  Guru
Memantau kerja siswa, membantu kesulitan siswa dalam penulisan, editing naskah & lay out
          Penentuan Iklan (harga, pemasang iklan)
          Penentuan batas-batas waktu :
þ pembuatan surat-surat
          þ distribusi surat
          þ pengumpulan naskah & iklan
 
         þ editing naskah
 
         þ lay out
          þ edit pra cetak
          Pembuatan & distribusi surat-surat
          þ surat permohonan tulisan
          þ surat penawaran iklan (cover, biasa)


JOB DES
Redaksi :
          Pengumpulan naskah
          Editing naskah
          Pengurutan naskah dalam file sesuai dengan daftar isi (file diberi nomor urut dan nama rubrik) à untuk menghindari adanya naskah yang terselip
          Penentuan dan pengumpulan foto/gambar pendamping naskah (disesuaikan dengan isi)
          Dibutuhkan check list rubrik sekaligus penanggung jawabnya
Iklan :
          Pengumpulan iklan
þ iklan sudah jadi
(sudah didesain oleh pemasang iklan)
þ iklan belum jadi
          (masih berupa materi iklan)
          Check iklan
          Sudah terpenuhi sesuai target halaman atau belum
          Pembuatan iklan yang belum jadi
Lay Out :
          Pembuatan cover buletin
          Pembuatan iklan cover (depan dalam, belakang dalam, belakang luar)
          Check cover keseluruhan
          Lay out naskah
          Check naskah yang sudah di lay out (berupa print out)
          Editing akhir
          Cetak Buletin (1 pekan)
Distribusi
kepada :
          þ Siswa SMP Muhammadiyah 7 Yk
þ Bapak/Ibu Guru dan Karyawan
þ Pemasang Iklan
þ Yayasan Kridoharsoyo
þ Tamu sekolah
þ Donatur sekolah
          Evaluasi
          Persiapan Penerbitan edisi selanjutnya





Flowchart: Document: KEGIATAN BELAJAR
6
DESAIN DAN LAY OUT
MEDIA SEKOLAH




Perwajahan atau dalam istilah yang lebih keren lay out, merupakan aspek penting dalam mengembangkan jurnalistik media sekolah. Media sekolah yang baik harus mempunyai desain yang menarik agar pembaca termotivasi untuk mendalami dan mengetahui informasi-informasi yang disajikan oleh media sekolah.
Sesi ini, peserta akan dipandu lebih praktis memahami bagaimana mendesain dan membuat lay out sebuah media sekolah.

F
TUJUAN

:
1.    Peserta dapat memahami pengertian desain dan lay out media sekolah.
2.    Peserta mampu mendesain dan melay out media sekolah
&
POKOK BAHASAN

:
1.    Pola halaman media sekolah.
2.    Menentukan jumlah dan ukuran kolom.
3.    Judul dan identitas halaman
4.    Bingkai dan teks
5.    Penempatan photo atau ilustrasi.
6.    Pembuatan cover
/
METODE

:
        Praktikum
        Presentasi
        Tanya jawab
¹
ALOKASI WAKTU

:
120 menit
4
BAHAN DAN ALAT

:
     Berita
     Koran/majalah/news letter/bulletin
     Komputer (program corel draw dan pagemaker)
     Printer
     Flip chart
     OHP/LCD Projector
     Spidol
6
DESKRIPSI PROSES

:
1.    Fasilitator membuka sesi dengan mengajak peserta membaca basmalah.
2.    Fasilitator menjelaskan tujuan dan arah dari sesi ini.
3.    Berikan pengantar secukupnya berkenaan dengan desain dan lay out dalam media sekolah. Jika dirasa cukup, berikan kesempatan peserta barang 2 – 3 orang untuk bertanya.
4.    Bagilah peserta dalam kelompok berdasarkan sekolahnya atau daerahnya/cabang.
5.    Jelaskan apa yang harus dilakukan dalam kelompok, jika dirasa cukup, selanjutnya ajak peserta ke laboratorium atau ruang komputer untuk praktek desain dan lat out media sekolah.
6.    Jika praktikum selesai, berikan kesempatan peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang ditemui dalam praktek.
7.    Jika dirasa cukup, tutuplah sesi.








Lampiran




JADWAL PELATIHAN


Waktu
Hari I
Hari II
Hari III
07.00 – 08.00
Registrasi Peserta
Games dan Review Hari Pertama
Games dan Review Hari Kedua
08.00 – 10.00
Perkenalan, Orientasi, dan Kontrak Belajar
Praktek Reportase
Desain dan Layout Media Sekolah (Teori)
10.00 – 11.00
Pemetaan Masalah dan Espektasi
Pengantar Jurnalistik (Berita)
Desain dan Layout MS (Praktik Produksi dan Desain)
11.00 – 13.00
Ishoma (Jum’atan)
Ishoma
Ishoma
13.00 – 13.30
Pembukaan
Pengantar Jurnalistik (Praktek Menulis Berita, Feature, dll)
RKTL
13.30 – 15.00
Kapita Selekta
Pengantar Jurnalistik (Praktek Menulis Berita, Feature, dll)
15.00 – 15.30
Isho
Isho
Penutupan
15.30 – 16.30
Pemetaan Masalah dan Espektasi
Mengelola Media Sekolah
16.30 – 19.30
Ishoma
Ishoma
19.30 – 21.30
Pengantar Jurnalistik (Reportase)
Mengelola Media Sekolah









L1
 

 

ALUR PELATIHAN












L2
 

FORM PETA MASALAH


Masalah Media Sekolah yang dihadapi oleh

A.   Sekolah ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

B.   Peserta ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................



L3
 

BORANG CATATAN HARIAN PESERTA DAN EKSPRESI HASIL BELAJAR


A.   CATATAN HARIAN PESERTA
Petunjuk :
1.    Pada bagian yang terisi angka, lingkarilah angka yang tepat menurut Anda. Perhatikan skala 0 – 5 yang digunakan.
2.    Tulislah nama dan asal sekolah Anda.
3.    Setiap penutupan sesi, Anda kumpulkan ke depan atau ke fasilitator.
NAMA         : ________________________________________
SEKOLAH   : ________________________________________
HARI          : ________________________________________

Sesi
Kolom Pertanyaan
Kolom Jawaban

1.  Pengetahuan sebelumnya tentang materi pelatihan.
0
1
2
3
4
5
2.  Setelah mengikuti latihan ini, seberapa besar pengetahuan Anda sekarang?
0
1
2
3
4
5
3.  Apakah latihan ini menumbuhkan kesadaran diri Anda untuk mengembangkan media sekolah.
0
1
2
3
4
5
4.  Relevansi materi pelatihan dengan tugas sebagai pengelola media sekolah.
0
1
2
3
4
5
5.  Pokok-pokok materi latihan yang dapat dicatat
1)    _______________________________________________________________________________
2)    _______________________________________________________________________________
3)    _______________________________________________________________________________
4)    _______________________________________________________________________________
5)    _______________________________________________________________________________

6.  Apa saran Anda dengan materi sesi ini :
1)    _______________________________________________________________________________
2)    _______________________________________________________________________________
3)    _______________________________________________________________________________








L4
 
 
B.   BORANG EKSPRESI HASIL BELAJAR
BAGIAN I : Pencapaian Pribadi Peserta
Petunjuk:
Pada bagian yang berisi angka, lingkarilah angka yang tepat menurut Anda. Perhatikan skala pencapaian 0 – 10 yang digunakan.

0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10
Belum                                                                                  Sudah 100%
Tercapai                                                                              Tercapai

1.    Wawasan saya tentang materi yang disampaikan dalam pelatihan jurnalistik dan produksi media sekolah ini menjadi bertambah luas.

0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10

2.    Saya menjadi lebih paham tentang seluk reportase.

0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10

3.    Saya menjadi lebih paham mengenai berita dan cara menulisnya.

0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10

4.    Saya menjadi lebih paham tentang manajamen pengelolaan media sekolah.

0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10

5.    Saya menjadi lebih paham desain dan lay out media sekolah.

0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10


BAGIAN II : Penyelenggaraan Pelatihan
Petunjuk:
Pada bagian yang berisi angka, lingkarilah angka yang tepat menurut Anda. Perhatikan skala pencapaian 0 – 10 yang digunakan.

0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10
Belum                                                                                  Sudah 100%
L5
 
Tercapai                                                                              Tercapai
1.    Persiapan dan pengelolaan pelatihan oleh panitia.
0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10
2.    Persiapan pelatihan oleh panitia pelaksana.
0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10
3.    Pengelolaan pelatihan oleh fasilitator.
0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10
4.    Metode yang digunakan oleh fasilitator.
0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10
5.    Materi yang disajikan dalam pelatihan.
0        1        2        3        4        5        6        7        8        9        10


L6